Posts tagged ‘sony dwi kuncoro’

Rangking Atlit Indonesia Top 100 (2 Juli 2009)

Vakumnya tim PB Djarum di banyak perhelatan internasional membuat peringkat para atlitnya tergelincir, bahkan sampai jauh ke bawah. Ganda putri menunjukkan perkembangan yang baik, tetapi ganda campuran yang selama ini menjadi salah satu tumpuan perlu dicermati dengan hati-hati karena jurang kembali terlihat.

Tunggal putri sendiri belum memberikan gempuran berarti sampai saat ini. Maria Kristin masih berkutat dengan cederanya, sedangkan Maria Febe walaupun berpotensi tetapi masih belum cukup matang. Amunisi perlu segera diperbanyak dan dipoles.

Tunggal Putra

4. Taufik Hidayat (5) +
6. Sony Dwi Kuncoro
13. Simon Santoso (8) –
17. Andre Kurniawan Tedjono
55. Tommy Sugiarto (44) – –
73. Dionysius Hayom Rumbaka (69) –
76. Ari Yuli Wahyu Hartanto (45) – – – – –

Tunggal Putri

18. Maria Kristin Yulianti (15) –
21. Adriyanti Firdasari (20) –
35. Pia Zebadiah Bernadet (30)
47. Maria Febe Kusumastuti (46) +
58. Rosaria Yusfin Pungkasari (55) –
76. Maria Elfira Christina (44) – – – – –

Ganda Putra

1. Markis Kido/Hendra Setiawan
10. Muhammad Ahsan/Bona Septano (8) –
16. Yonatan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan (11) –
21. Alvent Yulianto/Hendra Gunawan (42) + + +
36. Fernando Kurniawan/Lingga Lie (22) – –
37. Fran Kurniawan/Rendra Wijaya (18) – – –
41. Tony Gunawan/Candra Wijaya (25) – – –
46. Wifqi Windarto/Afiat Yuris Wirawan (54) + +
49. Hendra Gunawan/Joko Riyadi (53) +
87. Joko Riyadi/Candra Wijaya (91) +

Ganda Putri

9. Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari (8) –
10. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (25) + + +
31. Jo Novita/Rani Mundiastuti (35) +
53. Endang Nursugianti/Lita Nurlita (59) +
60. Annisa Wahyuni/Anneke Feinya Agustin (NEW!) + + + + +
66. Nadya Melati/Natalia Christine Poluakan
86. Dewi Komala/Debby Susanto (89) +

Ganda Campuran

2. Nova Widianto/Lilyana Natsir (1) –
16. Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita (21) +
37. Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawaty (15) – – – –
40. Rendra Wijaya/Meiliana Jauhari (23) – – –
41. Flandy Limpele/Anastasia Russkikh (INA/RUS/55) + +
45. Flandy Limpele/Vita Marissa (27) – – –

83. Tantowi Ahmad/Puspita Richi Dili (90) +
88. Anggun Nugroho/Endang Nursugianti (60) – – – –
90. Muhammad Rijal/Debby Susanto (NEW!)

7 Juli 2009 at 9:55 pm 8 komentar

Berondong Kejutan dari Singapura

Foto: Pasangan ganda putri Indonesia yang lolos ke perempat final Singapura Terbuka Super Series 2009, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii (Getty Images)

Kekalahan Simon disusul unggulan pertama dan kedua, Lee Chong Wei dan Peter Gade

Setelah pesta kemenangan tim Indonesia di babak pertama Singapura Terbuka Super Series 2009 yang dimulai Selasa (9/6) kemarin, hari ini ternyata penonton memperoleh banyak kejutan, terutama dari sektor tunggal putra. Kita tidak akan lagi melihat aksi Simon Santoso, Lee Chong Wei, Peter Gade, dan Koo Kien Keat sepanjang minggu tersisa ini.

Unggulan pertama dan kedua tunggal putra ternyata hari ini tumbang mengenaskan. Lee Chong Wei (MAS/1) dipersulit oleh atlit profesional cekatan dan bertekad kuat, Tien Minh Nguyen. Bermain rubber, kedua atlit harus memeras peluh selama satu jam. Tien Minh menang 24-22, 20-22, 21-19, angka yang super ketat.

Tien Minh banyak bermain bertahan dan berhati-hati dalam mengembalikan bola di set pertama dan ketiga – set yang dia menangkan. Strategi ini tergolong tepat dipakai karena Chong Wei terlihat bermain lebih beringas dan agresif dengan sambaran-sambaran smes pada saat kapan pun memungkinkan.

Tertinggal jauh pun tidak mematahkan semangat Tien Minh. Di set pertama, setelah tertinggal 3-9, ia mampu membuat Chong Wei grogi dengan memimpin 17-14; memborong enam angka sekaligus. Set kedua berlangsung super ketat karena kedua angka tidak pernah tertaut lebih dari dua angka. Pada set ketiga, Tien Minh sempat tertinggal jauh di angka menjelang kritis, yakni 9-14. Tapi, bukan Tien Minh namanya jika hilang semangat. Dengan sabar, telaten, tetap cekatan walaupun telah penuh peluh, angka Tien Minh mengejar dengan agresif, dan tiba-tiba saja Tien Minh telah memimpin 20-18. Chong Wei pun tak kuasa membendung pemain Vietnam bertubuh kecil ini. Setelah menabung satu angka tambahan, sorakan Tien Minh pun membahana di stadium indoor Singapura, dan penonton pun tertegun dan bersorak.

Kejutan kedua adalah tumbangnya Peter Gade, unggulan kedua dari Denmark, dan siapakah yang mengalahkannya?

Seorang Anup Sridhar dari India yang merangkak dari babak kualifikasi!

Anup juga menang dengan susah payah, lewat rubber set, 21-19, 16-21, 21-13. Walaupun tidak seketat pertarungan Chong Wei-Tien Minh, tetapi tetap saja perang keduanya berlangsung seru, jgua selama satu jam. Pada babak penentuan, keduanya sangat berimbang sampai Gade kehilangan fokus dan tertahan di angka 13. Anup pun terbang menapaki angka 21 pada set penentuan tersebut.

Sebelum Chong Wei dan Peter, atlit merah-putih yang bermain apik kala bersua Lin Dan di Piala Sudirman tahun ini, Simon Santoso, telah meruntuhkan hati para penggemarnya terlebih dahulu. Unggulan keenam ini kalah dari atlit terbaik Thailand, Boonsak Ponsana, 11-21, 7-21.

Harapan pada Empat Wakil ”Saja”
Pada putaran perempat final, Indonesia hanya akan diwakili oleh empat wakil di empat partai, dari awalnya sembilan wakil. Harapan itu bertumpu pada Sony Dwi Kuncoro (tunggal putra, unggulan ketiga), Markis Kido/Hendra Setiawan (ganda putra, unggulan pertama), Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii (ganda putri), dan Nova Widianto/Lilyana Natsir (ganda campuran, unggulan pertama).

Dari keempat wakil tersebut, hanya Nitya/Greysia yang tampak gamang karena pesaing-pesaing di depannya tergolong tangguh. Di perempat final besok hari, mereka akan bersua dengan pasangan nomor satu dunia asal negeri jiran, Chin Eei Hui/Wong Pei Tty. Pasangan Malaysia ini baru sekali mencicipi gelar juara, yakni, di Denmark Super Series tahun lalu. Jika mampu lolos dari cobaan yang satu ini, pasangan tangguh Tiongkok atau Denmark sudah akan bersiap menghadapi mereka: Pan Pan/Tian Qing atau Lena Frier Kristiansen/Kamilla Rytter-Juhl (unggulan kedelapan).

Sedangkan, bagi ketiga wakil lainnya, peta persaingan tampak cukup jernih bagi mereka untuk melaju ke babak final.

Selain Simon, yang gugur hari ini adalah Adrianti Firdasari dari pemain muda penuh potensi India, Saina Nehwal; pasangan ganda putra, Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama Dasuki dari pasangan Denmark unggulan keempat, Lars Paaske/Jonas Rasmussen; dan pasangan ganda campuran, Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita yang juga ditundukkan oleh pasangan Denmark unggulan keempat, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.

Hasil Babak Kedua Atlit Indonesia
Sony Dwi Kuncoro (3) vs Hsieh Yu Hsing (TPE): 21-15, 21-15
Simon Santoso (6) vs Boonsak Ponsana (THA): 11-21, 7-21
Adrianti Firdasari vs Saina Nehwal (IND/6): 18-21, 21-17, 17-21
Markis/Hendra (1) vs Kristof Hopp/Johannes Schoettler (GER/Q): 21-16, 19-21, 21-9
Rian/Yonatan vs Lars Paaske/Jonas Rasmussen (DEN/4): 30-28, 12-21, 17-21
Nitya/Greysia vs Shinta Mulia Sari/Yao Lei (SIN): 21-12, 21-17
Nova/Lilyana (1) vs Anthony Clark/Donna Kellogg (ENG): 21-18, 21-11
Devin/Lita vs Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (DEN/4): 9-21, 21-17, 10-21

Jadwal Perempat Final Atlit Indonesia
Berurutan mulai dari pukul 15:20 Waktu Indonesia bagian Barat (WIB)

Nova/Lilyana (1) vs Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczyk (POL)
Sony Dwi Kuncoro (3) vs Park Sung Hwan (KOR)
Nitya/Greysia vs Chin Eei Hui/Wong Pei Tty (MAS/1)
Markis/Hendra (1) vs Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya (SIN)

11 Juni 2009 at 11:11 pm Tinggalkan komentar

Peringkat Atlit Indonesia (14 Mei 2009)

Tidak banyak perubahan berarti dari bulan lalu karena masa vakum turnamen yang disebabkan oleh persiapan para atlit untuk ebrlaga di Piala Sudirman awal bulan ini.

Tunggal Putra

5. Taufik Hidayat (6) +
6. Sony Dwi Kuncoro (5) –
8. Simon Santoso
17. Andre Kurniawan Tedjono
44. Tommy Sugiarto (39) –
45. Ari Yuli Wahyu Hartanto (48) +
67. Alamsyah Yunus (58) – –
69. Dionysius Hayom Rumbaka (85) + + +

Tunggal Putri

15. Maria Kristin Yulianti (18) +
20. Adriyanti Firdasari (23) +
30. Pia Zebadiah Bernadet (31) +
44. Maria Elfira Christina (53) + +
46. Maria Febe Kusumastuti (50) +
55. Rosaria Yusfin Pungkasari
99. Fransiska Ratnasari

Ganda Putra

1. Markis Kido/Hendra Setiawan
8. Muhammad Ahsan/Bona Septano
11. Yonatan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan
18. Fran Kurniawan/Rendra Wijaya
22. Fernando Kurniawan/Lingga Lie (24) +
25. Tony Gunawan/Candra Wijaya (26) +
42. Alvent Yulianto/Hendra Gunawan (43) +
53. Hendra Gunawan/Joko Riyadi (42) – –
54. Wifqi Windarto/Afiat Yuris Wirawan (55) +
91. Joko Riyadi/Candra Wijaya (92) +

Ganda Putri

7. Lilyana Natsir/Vita Marissa (6) –
8. Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari (9) +
25. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (27) +
35. Jo Novita/Rani Mundiastuti (36) +
59. Endang Nursugianti/Lita Nurlita
61. Jo Novita/Greysia Polii (40) – – –
79. Rani Mundiastuti/Endang Nursugianti (71) – –
83. Nadya Melati/Devi Tika Permatasari (81) –
89. Dewi Komala/Debby Susanto (93) +

Ganda Campuran

1. Nova Widianto/Lilyana Natsir
15. Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawaty (14) –
21. Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita (17) –
23. Rendra Wijaya/Meiliana Jauhari (25) +
27. Flandy Limpele/Vita Marissa (22) –
33. Muhammad Rizal/Vita Marissa (34) +
51. Flandy Limpele/Greysia Polii (54) +
55. Flandy Limpele/Anastasia Russkikh (INA/RUS/59) +
60. Anggun Nugroho/Endang Nursugianti (48) – –
90. Tantowi Ahmad/Puspita Richi Dili (NEW)

17 Mei 2009 at 12:00 pm 4 komentar

Perjuangan Maksimal Tim Sudirman


Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, pasangan yang baru disejolikan di Guangzhou

Bagi yang sempat menonton di Global TV pukul 12 siang sampai 4 sore kemarin, Sabtu, 16 Mei 2009, tentunya menyaksikan perjuangan para atlit merah-putih untuk melaju ke final Piala Sudirman 2009 dengan berusaha mengalahkan Korea (Selatan). Kalah, memang, tetapi rasanya perjuangan mereka dapat dikatakan sudah maksimal. Sayang sekali Indonesia mengalami faktor tidak menguntungkan.

Jika ditelisik, seharusnya Indonesia dapat merebut angka dari dua partai tunggal karena atlit top kita masih setingkat lebih tinggi daripada pemain tunggal Korea. Satu angka lagi tinggal diusahakan dari ganda putra atau ganda campuran – ganda putri Korea sulit untuk ditanggulangi, mereka sangat konsisten dan berbahaya bahkan bagi ganda putri Tiongkok sekalipun.

Sayangnya, Maria Kristin – atlit tunggal putri andalan Indonesia – tidak dapat bermain seleluasa biasanya karena batasan cedera lutut kanannya. Dua hari sebelumnya, saat Maria bertanding melawan Wang Yihan dari Tiongkok, terlihat Maria kerap harus merentangkan kaki kanannya untuk mengejar bola jauh dari badannya, aksi yang tentunya membebani lutut kanannyad an membaut Maria kerap meringis. Selesai pertandingan kualifikasi tersebut, Maria pun tak kuasa menahan air matanya.

Ketika melawan Hwang Hye Youn, tampak level Maria berada di atas Hye Youn, tetapi tampaknya faktor berat kaki karena cedera yang dialaminya membatasi geraknya sehingga Maria harus merelakan satu angka tim setelah kalah 21-23, 19-21, bukan skor yang didapat mudah oleh Hye Youn.

Ganda campuran telah kalah lebih dahulu di awal pertandingan. Walaupun Nova Widianto/Lilyana Natsir adalah terbaik dunia versi peringkat Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) saat ini, tetapi lawannya juga bukan main-main, peringkat dua dunia. Sehingga memang peluang kemenangan kedua pasangan menjadi 50-50. Indonesia kalah tipis, 18-21, 15-21.

Sayang sekali faktor tidak menguntungkan yang kedua kembali datang saat partai keempat dimulai dan Hendra Setiawan masuk bukan dengan pasangan biasanya – Markis Kido – tetapi dengan seorang pelapis, Mohammad Ahsan. Kido diistirahatkan karena cedera lutut yang menderanya pula.

Ahsan yang bermain cemerlang dan kali ini tampak telah mampu mengimbangi Hendra yang sudah lebih ”senior” malang melintang di turnamen elit internasional itu memberikan perlawanan terbaiknya. Smesnya yang keras serta pertahanannya yang mengundang decak kagum membuat Indonesia sempat berharap banyak.

Tetapi seperti yang diucapkan oleh Rosiana Tendean, mantan atlit bulutangkis Indonesia masa silam, dua atlit yang bagus tidak berarti menjadikan sebuah pasangan yang apik karena dibutuhkan kepaduan permainan yang hanya bisa dihasilkan dari frekuensi bermain bersama.

Dan, inilah ketidak untungan Indonesia. Ahsan tentunya berbeda dengan Kido sehingga Hendra dan Ahsan seringkali miskomunikasi maupun salah tanggap. Rotasi mereka pun terkadang terasa kikuk. Hal ini terutama terlihat di set pertama sehingga Korea banyak menekan mereka. Di set kedua, mereka berganti strategi dan mampu mengimbangi lawannya yang pernah menduduki peringkat satu dunia itu. Sayangnya, itu saja tidak cukup. Mereka kalah 9-21, 19-21.

Satu-satunya angka yang diperoleh Indonesia disumbangkan oleh tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro yang mengalahkan Park Sung Hwan, 14-21, 21-15, 22-20 lewat pertarungan yang demikian ketat dan menghabiskan nafas tidak hanya kedua pemain tetapi juga yang menontonnya.

Tetapi melihat perjuangan mereka secara langsung di layar kaca kita membesarkan hati saya, karena saya tidak hanya melihat skor kekalahan, tetapi juga melihat proses terjadinya. Dan para atlit kita yang melalui perjuangan demikian itu menurut saya sangatlah layak untuk diacungi jempol dan dikagumi.

Memang Piala Sudirman batal singgah ke Indonesia, tetapi mengingat mayoritas atlit yang terjun ke Sudirman kali ini adalah pertama kalinya terjun di pertandingan grup, tentunya kerja keras mereka itu sangat mengundang senyum bangga saya kepada mereka.

Saya optimis, dua tahun lagi, para atlit kita akan jauh lebih bergigi, dan pada saat itu siapa tahu Piala Sudirman akan berpulang ke rumahnya.

17 Mei 2009 at 11:43 am 6 komentar

Kepada Siapa 4 Tiket Semifinal (Piala Sudirman) Jatuh?

https://i0.wp.com/www.detiksport.com/images/content/2008/08/16/463/IndranilMUKHERJEE.jpgMaria Kristin, atlit tunggal putri andalan Indonesia

Tinggal satu pertandingan terakhir bagi masing-masing negara unggulan di grup 1A dan 1B Piala Sudirman yang hari ini akan dilangsungkan, tetapi beberapa pemilik tiket semifinal tampaknya telah dapat diidentifikasi. Indonesia akan bertemu Korea.

Satu tiket semifinal sebagai juara grup telah di-booking lebih dahulu oleh Tiongkok yang menang telak di dua duel sebelumnya. Akan bertemu Indonesia hari ini, Indonesia harus menang setidaknya empat dari lima partai jika ingin merebut tahta tersebut, dan target ini tergolong sulit. Jadi hampir dapat dipastikan bahwa Tiongkok akan menjadi juara grup 1B dan Indonesia akan menjadi runner-up grup 1B; keduanya akan masuk semifinal.

Yang lebih menjadi pertanyaan adalah apa yang akan terjadi di grup 1A. Saat ini Korea memimpin grup, dan melawan Hong Kong hari ini tampaknya tidak akan membawa banyak dampak karena hampir dipastikan Korea akan mendapat tiga skor dari semua partai ganda.

Yang lebih menarik untuk disimak adalah the biggest upset yang akan terjadi setelah Malaysia dan Denmark bertanding. Saat ini Malaysia berada di peringkat kedua (runner-up) dan Denmark di peringkat ketiga. Tetapi sebenarnya kedua negara kurang lebih berimbang, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa Malaysia akan (lagi-lagi) tersingkir sebelum mencicipi semifinal Sudirman.

Bagaimana peluang Denmark melawan Malaysia?

Denmark tergolong tim yang “menyusahkan.” Tunggal putranya termasuk kuat, apalagi sang senior dengan gaya permainan ala Asia, Peter Gade, kembali turun tangan di ajang ini. Melawan sang datuk Lee Chong Wei, hasil pun tidak dapat dengan mudah diprediksi karena ini adalah pertandingan antara peringkat pertama melawan peringkat dua dunia. Denmark memiliki peluang untuk mencuri satu angka disini.

Tunggal putri Denmark, Nanna Brosolat Jensen memang belum sehebat sang senior, Tine Rasmussen yang batal terbang ke Guangzhou karena cedera tumitnya yang belum pulih, tetapi ia cukup mampu menyulitkan tunggal putri Korea, Hwang Hye Youn dan andalan Hong Kong, Zhou Mi. Tetapi rasanya melawan Wong Mew Choo, peluang Nanna untuk menang tidak terlalu besar. Rasa-rasanya Malaysia 80% akan mendapat skor disini.

Ganda putra menjadi momok yang paling menakutkan di duel kedua negara ini, karena kedua pasangan sama-sama menyulitkan dan seimbang, dengan kelas top dunia. Ganda Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen saat ini nangkring di peringkat dua dunia sedangkan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong tipis berada di bawahnya; peringkat tiga. Apa pun dapat terjadi di partai ini…

Ganda putri Malaysia, Wong Pei Tty/Chin Eei Hui, memang saat ini berada di puncak dunia, tetapi ketangguhan mereka masih perlu lebih diuji karena mereka kalah melawan ganda Korea, dan bahkan sangat dipersulit oleh ganda Hong Kong yang baru dipasangkan di Guangzhou ini walaupun akhirnya rubber set itu mereka menangkan. Posisi ini sama saja dengan Lena F. Kristiansen/Kamilla Rytter-Juhl yang belum menyumbang poin apa pun kepada timnya. Kedua pasangan ini juga dapat dikatakan berimbang, sehingga sulit mengatakan siapa yang akan menyumbang angka.

Ganda campuran? Joachim F. Nielsen/Christina Pedersen (peringkat lima dunia) akan melawan pasangan Malaysia yang belum diketahui siapa. Kemungkinan besar Wong Pei Tty akan dipasangkan dengan Koo Kien Keat. Peluang Denmark cukup besar untuk menang di partai ini, tetapi pejuang-pejuang jiran rasanya juga tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi begitu saja. Hasil akhir? Tidak dapat ditebak.

Intinya, siapa pun yang menang dan maju ke semifinal pasti akan bersorak sorai gegap gempita. Sebaliknya, yang kalah dan tersingkir pasti akan dirundung awan mendung, dan mungkin juga hujan air mata.

Tetapi siapa pun yang nantinya maju ke semifinal sebagai runner up grup 1A, peluang mereka kurang lebih sama saat berhadapan dengan Tiongkok. Di atas kertas, Malaysia seharusnya akan lebih menyulitkan Tiongkok daripada Denmark, tetapi secara kinerja historis (konsistensi permainan dan mental permain), secara keseluruhan Denmark lebih unggul.

Indonesia vs Korea di Semifinal: Sulit?
Tidak terlalu, selama Indonesia bermain konsisten dan memberikan permainan terbaiknya. Di atas kertas, Sony Dwi Kuncoro (tunggal putra) dan Maria Kristin Yulianti (tunggal putri) seharusnya sudah menjadi bidak pasti penyumbang angka. Tinggal satu angka lagi disumbangkan dari partai ganda – disinilah Korea akan jauh lebih menyulitkan karena kekuatan kedua negara di partai ganda kurang lebih berimbang, bahkan di ganda putri Korea terasa lebih unggul.

Jika Indonesia dapat memastikan kemenangan di dua partai tunggal dan ganda campuran, maka beban di dua partai lainnya akan lebih berkurang.

Tetapi strategi tetaplah strategi. Indonesia masih harus memikirkan stamina untuk final yang sebenarnya sehari setelah semifinal. Jor-joran di semifinal mungkin bukan strategi terbaik. Dan mulai dari tahap semifinal ini, kita hanya dapat mendoakan para atlit dan pelatih untuk dapat menelurkan strategi dan permainan terbaik mereka untuk target maksimal itu: membawa pulang Piala Sudirman ke tanah air.

YOSH, INDONESIA!

13 Mei 2009 at 9:18 am 3 komentar

Peringkat Atlit Indonesia (9 April 2009)

Tunggal Putra

5. Sony Dwi Kuncoro
6. Taufik Hidayat (7) +
8. Simon Santoso (11) +
17. Andre Kurniawan Tedjono (18) +
39. Tommy Sugiarto (49) + +
48. Ari Yuli Wahyu Hartanto (45) –
58. Alamsyah Yunus (63) +
85. Dionysius Hayom Rumbaka (101) + + +

Banyak peningkatan berarti yang terlihat dari sektor tunggal putra secara keseluruhan setelah All England dan Swis Super Series berlangsung bulan lalu. Sony yang absen di Swis Super Series karena cedera pinggangnya ternyata masih belum tersingkir dari posisi lima besarnya, sedangkan Taufik yang cukup jauh melaju di kedua Super Series naik satu peringkat. Bagi Tommy, sumbangsih terbesar adalah dari lolosnya ia ke semifinal India GP Gold, sedangkan Dion mendapat pasokan poin terbesar dari gelar juaranya di Kejuaraan Banuinvest Internasional Series yang berlangsung di Timisoara, Romania – gelar yang langsung ia sabet pada kejuaraan pertamanya tahun ini. Semoga konsistensi ini dapat terus berlangsung.

Tunggal Putri

18. Maria Kristin Yulianti (14) –
23. Adriyanti Firdasari
31. Pia Zebadiah Bernadet
50. Maria Febe Kusumastuti (52) +
53. Maria Elfira Christina (41) – –
55. Rosaria Yusfin Pungkasari (49) –

Sektor ini sempat memperlihatkan atensi positif pada awal-awal tahun ini ketika jumlah pemain di 100 besar bertambah dan mengalami kenaikan peringkat yang cukup signifikan. Tapi rapor bulan ini memperlihatkan bahwa sektor ini masih yang terlesu dan perlu mendapat perhatian lebih, apalagi dengan cedera yang dialami atlit utama, Maria Kristin dan hijrahnya Pia ke sektor ganda. Jadi notabene bisa dikatakan bahwa saat ini pelatnas hanya memiliki Firda sebagai atlit unggulan karena tidak ada cedera yang menderanya, dan Firda jugalah yang paling berpengalaman dibandingkan atlit-atlit yunior lainnya.

Ganda Putra

1. Markis Kido/Hendra Setiawan (2) +
8. Muhammad Ahsan/Bona Septano (11) +
11. Yonatan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan (15) +
18. Fran Kurniawan/Rendra Wijaya (17) –
24. Fernando Kurniawan/Lingga Lie (26) +
26. Tony Gunawan/Candra Wijaya (12) – –
42. Hendra Gunawan/Joko Riyadi (29) – –
43. Alvent Yulianto/Hendra Gunawan (79) + + + + +
55. Wifqi Windarto/Afiat Yuris Wirawan (56) +
56. Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto (30) – – – –
92. Joko Riyadi/Candra Wijaya (NEW)

Cerainya pasangan utama Korea, Lee Yong Dae/Jung Jae Sung berbuah manis bagi Markis/Hendra yang kembali ebrada di tampuk tertinggi walaupun prestasi mereka kurang pakem karena cedera lutut Kido yang menghalangi juara Olimpiade ini dari konsistensi prestasi yang selama ini mereka anut. Dan seperti biasa, sektor ini pula yang paling baik prestasi dan proses regenerasinya. Seperti yang kita lihat, pasangan yunior sudah mulai berada di papan atas, seperti Ahsan/Bona, Rian/Yonatan, Fran/Rendra, dan Fernando/Lingga. Gambaran regenerasi yang apik.

Ganda Putri

6. Lilyana Natsir/Vita Marissa (5) –
9. Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari (10) +
27. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (35) + +
36. Jo Novita/Rani Mundiastuti (45) + +
40. Jo Novita/Greysia Polii (23) – – –
59. Endang Nursugianti/Lita Nurlita (60) +
71. Rani Mundiastuti/Endang Nursugianti (33) – – – – –
81. Nadya Melati/Devi Tika Permatasari (87) +
93.
Dewi Komala/Debby Susanto (NEW)

Dengan keluarnya Vita dari pelatnas, maka posisi ganda utama jatuh ke pangkuan Shendy/Meiliana yang baru bergabung di pelatnas tahun ini. Tapi Shendy/Mei bukannya tanpa pengalaman. Rapor mereka sepanjang tahun 2008 membuktikan bahwa mereka siap berlaga di kelas Super Series karena di empat turnamen GP tahun lalu mereka selalu masuk final. Memang di empat Super Series yang mereka hadapi awal tahun ini, lemparan terjauh mereka adalah semifinal di Malaysia, tetapi untuk pasangan yang baru tahun ini mulai difokuskan untuk terus mencicipi Super Series, hasil ini sama sekali tidak buruk, apalagi mengingat rata-rata mereka dapat tembus sampai ke perempat final. Partai yang cukup membuat was-was, tapi bukannya tanpa harapan.

Ganda Campuran

1. Nova Widianto/Lilyana Natsir
14. Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawaty (11) –
17. Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita (25) + +
22. Flandy Limpele/Vita Marissa (20) –
25. Rendra Wijaya/Meiliana Jauhari (23) –
34. Muhammad Rizal/Vita Marissa (35) +
48. Anggun Nugroho/Endang Nursugianti (47) –
54.
Flandy Limpele/Greysia Polii
59. Flandy Limpele/Anastasia Russkikh (INA/RUS/NEW)
79. Muhammad Rizal/Greysia Polii (53) – – – –

Partai yang sebelumnya didukung kuat oleh Flandy Limpele dan Vita Marissa tahun ini harus berjuang untuk melakukan regenerasi yang lancar karena tidak ada lagi Flandy dan Vita di pelatnas. Walaupun Nova/Lilyana masih di pelatnas, tetapi mengingat umur Nova yang sekarang menjadi pemain paling senior di garda depan pelatnas, regenerasi harus segera dipikirkan dengan matang. Masuknya Fran/Shendy dan Rendra/Mei tahun ini merupakan angin segar, tetapi menjajal kemampuan yunior bimbingan pelatnas juga perlu menjadi prioritas karena pelatnas tidak bisa selamanya terus berharap pada “pasokan” atlit berkualitas siap-tempur dari luar.

13 April 2009 at 8:42 pm 11 komentar

Indonesia Terus Melaju di Birmingham, Sony, Bona Cedera

Taufik Hidayat yang melaju ke semifinal

Jumat, 6 Maret 2009 – Atlit tunggal putra nomor satu Indonesia, Sony Dwi Kuncoro akhirnya harus mengubur mimpinya menjuarai All England Super Series tahun ini karena cedera pinggangnya kambuh. Tetapi semangatnya tetap diteruskan oleh rekan-erkan sebangsanya yang lain. Lima wakil merah-putih masih terus melaju ke babak perempat final.

“Waktu bangun pagi Sony sudah mengeluh sakit,” jelas Hendrawan, pelatih tunggal putra pelatnas. “Setelah sempat mendapat perawatan Sony masih bisa berlatih tapi ketika melakukan peregangan, ternyata nyeri di pinggangnya semakin hebat, bahkan sampai tidak bisa berjalan. Terpaksa Sony harus mengundurkan diri.”

Sony mengaku sangat kecewa saat menghadapi kenyataan ini karena sebelum berangkat ke Eropa, ia bercerita penuh semangat bahwa ia mengincar gelar juara All England dan bahkan ia sampai rela absen di Korea Super Series awal tahun untuk persiapan pelatihan yang lebih mantap di All England.

Selain Sony, yang juga terhenti dengan terhormat adalah putri Indonesia, Adriyanti Firdasari yang akhirnya harus mengakui keunggulan atlit senior Tiongkok, Xie Xingfang dan memberikan perlawanan terbaiknya di skor 15-21, 11-21.

Lima Wakil Terus Berjuang

Dengan mundurnya Sony dan gugurnya Firda, maka harapan terbesar Indonesia sekarang bertumpu pada partai ganda campuran dimana semua wakil Indonesia masih terus melaju.

Andalan tanah air, Nova Widianto/Lilyana Natsir (1) hari ini akhirnya akan (kembali) berseteru dengan mantan sejawat pelatnasnya, Flandy Limpele yang kali ini menggandeng pemain Rusia, Anastasia Russkikh. Sedangkan Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita yang kemarin mengalahkan pasangan Denmark, Rasmus Bonde/Helle Nielsen, 21-17, 22-20 hari ini akan mencoba ketangguhan unggulan ketiga dari negeri bambu, He Hanbin/Yu Yang.

Wakil lainnya adalah pemain tunggal putra tenar, Taufik Hidayat (7) yang akan bersua dengan “kawan” dan “lawan” karibnya, Peter Hoeg Gade dari Denmark, unggulan keempat. Inilah peluang Taufik untuk membalas kepahitan yuniornya, Simon Santoso yang di babak awal telah terlebih dahulu disingkirkan Peter.

Dan wakil terakhir adalah pasangan ganda putra, Bona Septano/Muhammad Ahsan yang melaju ke perempat final dengan menundukkan pasangan Denmark, Kasper Fausthenriksen/Christian John Skovgaard, 12-21, 21-17, 21-14. Bona – adik dari atlit ganda putra utama pelatnas, Markis Kido – menuai kemenangan itu dengan “cucuran air mata” karena di set kedua, kakinya cedera.

“Sakit, tapi setelah diperiksa tidak ada urat yang putus,” jelas Bona. “Mungkin hanya keseleo karena salah posisi jatuh.”

Menghadapi unggulan keenam dari Korea, Lee Yong Dae/Shin Baek Choel, Bona tetap bersemangat dan akan berusaha maksimal. Mereka akan berani bermain di depan untuk menghadapi tipe permainan Korea yang sering bermain panjang. Hanya saja, Lee/Shin ini menarik. Lee biasanya berpasangan dengan Jung Jae Sung.

7 Maret 2009 at 1:26 pm Tinggalkan komentar

Ganda Putra, Putri Terbengkalai, Sony Terus Maju

Kamis, 5 Maret 2009 – Pada hari kedua berlangsungnya ajang turnamen bulutangkis bergengsi yang telah berlangsung selama 110 tahun, All England, yang berlangsung di Birmingham, Inggris, telah banyak terjadi kejutan. Di antaranya adalah gugurnya tiga pasangan ganda putra Indonesia. Tunggal putra dan ganda campuran menjadi harapan.

Tiga pasangan ganda putra Indonesia yang terhenti langkahnya adalah Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan, Candra Wijaya/Joko Riyadi, dan Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama Dasuki. Candra/Joko dan Rian/Yonatan kalah di babak pertama putaran utama dari pasangan Malaysia setelah bertarung ketat lewat rubber set dengan skor yang juga tidak kalah menegangkan.

Sedangkan, Alvent/Hendra gugur sebelum mencicipi putaran utama karena kalah dua set langsung dari He Hanbin/Sun Junjie dari Tiongkok. Baiknya, kesedihan ini terbayarkan dengan menangnya Bona Septano/Mohammad Ahsan atas He/Sun di babak pertama sehingga Bona/Ahsan menjadi wakil tunggal ganda putra Indonesia yang masih terus berjuang sekarang.

Sektor ganda putri juga menelan pil pahit. Semua wakil Indonesia gugur di babak pertama. Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii kalah dari unggulan pertama dari Taipei, Cheng Wen Hsing/Hsieh Yu Hsin, 21-19, 16-21, 15-21, sedangkan unggulan kedelapan, Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari kalah dari pasangan Tiongkok, Cheng Shu/Zhao Yunlei, 15-21, 18-21.

Yang Masih Penuh Harapan
Yang masih cukup melegakan adalah lolosnya Sony Dwi Kuncoro dan Taufik Hidayat – walaupun Simon Santoso gagal menemani mereka maju ke babak kedua. Sony, unggulan kelima di turnamen ini, menang dua set langsung atas Anand Pawar dari India sedangkan Taufik menang setelah berpeluh deras untuk menundukkan Hsieh Yu Hsin (TPE) dengan skor menegangkan, 21-19, 15-21, 21-14 yang berlangsung selama satu jam empat menit, pertandingan terlama pada babak pertama All England Super Series 2009.

Harapan juga tersirat dari partai ganda campuran dimana unggulan pertama, Nova Widianto/Lilyana Natsir menang cukup mudah dari Hsieh Yu Hsin/Chien Yu Chin (TPE), 21-9, 21-15 dan akan bersua dengan pasangan generasi muda gemilang Thailand, Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul. Atlit profesional, Flandy Limpele yang berpasangan dengan atlit Rusia, Anastasia Russkikh juga memberi hantaman keras ke Tiongkok setelah pasangan senior mereka, Xie Zhongbo/Zhang Yawen tunduk dari pasangan anyar campur negara tersebut.

Selain dua pasangan senior tersebut, Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita juga sukses melaju ke babak dua untuk mencoba taji dengan pasangan Denmark, Rasmus Bonde/Helle Nielsen. Devin/Lita juga membuat kejutan dengan mengalahkan pasangan Malaysia, Koo Kien Keat/Ng Hui Lin. Dengan demikian, semua pasangan campuran merah-putih sukses melaju ke babak kedua.

Dari tunggal putri, ketidak hadiran atlit nomor satu Indonesia, Maria Kristin Yulianti ternyata tidak membuat semangat tim Indonesia surut. Adrianti Firdasari terus melaju setelah mengalahkan atlit Bulgaria, Linda Zechiri, 21-12, 21-15 dan Pia Zebadiah Bernadeth, walaupun harus mengakui ketangguhan Judith Meulendijks dari Belanda, Pia juga memberikan perjuangan berarti lewat tiga set. Judith menang 14-21, 21-17, 21-13.

Yang Pahit
Banyak negara menelan pil pahit di ajang bergengsi ini, padahal baru sampai di babak pertama. Dua dari tiga pasangan ganda putra Tiongkok telah gugur, sehingga menyisakan hanya Fu Haifeng/Cai Yun. Malaysia bahkan tidak memiliki pasangan campuran lagi karena dua wakilnya terhenti di babak pertama. Dari benua Eropa, kekalahan Dicky Palyama dari Ville Lang (FIN) tentunya juga menjadi kepahitan karena Dicky adalah satu-satunya harapan Belanda di tunggal putra.

Jadwal Tanding Atlit Indonesia pada Babak Kedua (WIB)
17:45 Devin/Lita vs Rasmus Bonde/Helle Nielsen (DEN)
19:15 Nova/Lilyana (1) vs Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul (THA)
20:00 Sony Dwi Kuncoro (5) vs Ville Lang (FIN)
20:45 Adriyanti Firdasari vs Xie Xingfang (CHN/5)
23:50 Taufik Hidayat (7) vs Andrew Smith (ENG)
00:15 Bona/Ahsan vs Kasper Faust Henriksen/Christian John Skovgaard (DEN)
04:00 Flandy/Anastasia (INA/RUS) vs Robert Blair/Imogen Bankier (ENG/SCO/7)

5 Maret 2009 at 8:53 am 1 komentar

Jadwal Tanding Atlit Indonesia Maret 2009

ALL ENGLAND SUPER SERIES
3-8 Maret 2009
Birmingham, Inggris

SWISS OPEN SUPER SERIES
10-15 Maret 2009
Basel, Swis

Tunggal Putra
Sony Dwi Kuncoro (5)
Taufik Hidayat (7)
Simon Santoso
Tommy Sugiarto (Q) – hanya tampil di All England

Tunggal Putri
Pia Zebadiah Bernadeth
Adrianti Firdasari
Maria Kristin Yulianti (WDN) (batal karena cedera kambuh)

Ganda Putra
Markis Kido/Hendra Setiawan (1, WDN) (batal karena Kido cederanya kambuh)
Mohammad Ahsan/Bona Septano
Yonatan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan
Joko Riyadi/Candra Wijaya
Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan (Q)
Titon Gustaman/Rohanda Agung (INA/SWI) – hanya tampil di Swis Open

Ganda Putri
Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii
Shendy Puspa Irawati/Meliana Jauhari (8)
Rani Mundiastuti/Jo Novita – batal berangkat

Ganda Campuran
Nova Widianto/Lilyana Natsir (1)
Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita
Flandy Limpele/Anastasia Russkikh (INA/RUS)

5 Maret 2009 at 8:52 am 2 komentar

Rangking Atlit Indonesia (12 Feb 2009)

Tunggal Putra

5. Sony Dwi Kuncoro (4) –
7. Taufik Hidayat (8) +
10. Simon Santoso (14) +
18. Andre Kurniawan Tedjono (23) +
44. Tommy Sugiarto (41) –
48. Ari Yuli Wahyu Hartanto (50) +
57. Alamsyah Yunus (54) –
99. Dionysius Hayom Rumbaka (118) + + +

Sektor ini terlihat semakin kuat dan merata. Sedikit kesenjangan yang perlu diperbaiki adalah lapis Tommy, Ari, dan Alam untuk dapat segera menjadi pelapis empat orang teratas. Untuk saat ini, bintang paling cemerlang dari lapis ini adalah Ari, kemudian Alam. Tommy perlu menemukan jalan keluar untuk lepas dari kungkungan tembok tinggi di depannya saat ini. Bagi Andre sendiri, jika ia bisa membuktikan pada pelatnas bahwa ia mampu merangsek ke 15 besar, tentu bargain position-nya akan lebih menarik di mata PBSI.

Tunggal Putri

11. Maria Kristin Yulianti (12) +
23. Adriyanti Firdasari (34) + +
33. Pia Zebadiah Bernadet (37) +
42. Maria Elfira Christina (43) +
47. Rosaria Yusfin Pungkasari (55) + +
52. Maria Febe Kusumastuti (46) –

Kabar baik dari tunggal putri yang berhasil mematahkan mitos “mandeg” dan “tidak bisa maju lebih.” Penampilan Maria Kristin konsisten di sepanjang semester kedua tahun lalu, dengan pencapaian tertinggi menjadi runner up di Indonesia Terbuka dan semifinalis Olimpiade 2008. Firda juga sudah maju selangkah di Super Series dengan melaju ke babak perempat final di Singapura (2008), Denmark (2008), dan Korea (2009) – sebelumnya dia selalu gugur di babak satu atau dua. Bagi Pia, Fira, Yusfin, dan Febe…tahun ini ditunggu gebrakan berartinya 😉

Ganda Putra

2. Markis Kido/Hendra Setiawan (1) –
11. Muhammad Ahsan/Bona Septano (19) + +
13. Tony Gunawan/Candra Wijaya (8) –
15. Yonatan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan
19. Fran Kurniawan/Rendra Wijaya (20) +
26. Fernando Kurniawan/Lingga Lie (43) + + +
29. Hendra Gunawan/Joko Riyadi (22) –
30. Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto (17) – –
55. Wifqi Windarto/Afiat Yuris Wirawan (73) + + +
79. Alvent Yulianto/Hendra Gunawan (NEW)
97. Syarif Syahmie Radhitian/Chrisna Adi Wijaya (89) – –

Yang ditakutkan akhirnya terjadi juga. Pasangan muda kroea, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae akhirnya menyikut Markis/Hendra dari posisi supremasi dunia itu. Markis/Hendra tersikut per rangking tanggal 22 Januari 2009, yakni setelah kekalahan Markis/Hendra di babak kedua Korea Super Series tahun ini. Tetapi angka merekat idak terpaut jauh. Masih banyak kesempatan bagi Markis/Hendra untuk merebut kembali tahta mereka. Kabar baik juga berhembus dari para pelapis, terutama Ahsan/Bona, Fernando/Lingga dan Wifqi/Afiat. Tanpa diduga, Ahsan/Bona telah begitu dekat dengan papan 10 besar. Di atas mereka (# 10) adalah Michael Logosz/Robert Mateusiak (Polandia) yang hanya berbeda 500 poin dengan mereka. Bukan tidak mungkin Bona menemani kakaknya di papan 10 besar dalam waktu dekat. Bagi pasangan lainnya, selamat berjuang!

Ganda Putri

5. Lilyana Natsir/Vita Marissa (4) –
10. Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari (12) +
20. Jo Novita/Greysia Polii (17) –
31. Rani Mundiastuti/Endang Nursugianti (23) – –
36. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (39) +
47. Jo Novita/Rani Mundiastuti (49) +
54. Nitya Krishinda Maheswari/Lita Nurlita (50) –
62. Endang Nursugianti/Lita Nurlita (67) +
92. Nadya Melati/Devi Tika Permatasari (90) –
96. Nathalia Christine Poluakan/Yulianti (94) –

Inilah partai yang cukup membingungkan – mungkin juga membingungkan para pelatih. Perombakan pasangan yang dilakukan tahun lalu yang seperitnya cukup memberikan sensasi di awal, ternyata sekarang mulai terlihat berat. Mereka mulai menghadapi tantangan yang sebenarnya; lajur curam itu.Grace/Nitya, Jo/Rani, dan Endang/Lita – bersama para pelatih, perlu menemukan kunci emas untuk dapat melaju kencang kembali.

Ganda Campuran

1. Nova Widianto/Lilyana Natsir
11. Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawaty (13) +
20. Flandy Limpele/Vita Marissa (9) – –
22. Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita (18) –
23. Rendra Wijaya/Meiliana Jauhari (38) + + +
36. Muhammad Rizal/Vita Marissa (44) + +
45. Muhammad Rizal/Greysia Polii (29) – – –
48. Anggun Nugroho/Endang Nursugianti (51) +
52. Flandy Limpele/Greysia Polii
64. Tantowi Akhmad/Yulianti (68) +

Hasil yang campur aduk terlihat disini. Pasangan Djarum, Fran/Shendy dan Rendra/Meiliana menunjukkan hasil luar biasa dan tidak mungkin mereka akan menjadi pelapis utama Nova/Lilyana di pelatnas. Sedangkan, Devin/Lita yang sebelumnya diharapkan menjadi pelapis malah mulai menghadapi angin kencang…tinggal bagaimana strategi mereka untuk mengatasi angin kencang tersebut dan melayang tinggi.

12 Februari 2009 at 7:40 pm 4 komentar

Older Posts


Kalender

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031