Indonesia Boyong Dua Gelar dari Taipei
14 September 2008 at 10:11 pm 7 komentar
Akhirnya Simon Santoso hari ini berhasil keluar dari tekanan julukan “Runner Up”. Di Taipei Terbuka tahun ini Simon berhasil mengalahkan unggulan ketujuh asal Malaysia, M. Roslin Hashim lewat rubber set ketat, 21-18, 13-21, 21-10 dan mengklaim gelar juara pertamanya di turnamen sekelas Grand Prix Gold. Kemenangan Simon adalah gelar kedua yang direbut merah-putih setelah pasangan ganda campuran pelatnas, Devin Lahardi/Lita Nurlita (unggulan ketujuh) mempersembahkan kemenangan pertama merah-putih. Tiga gelar lainnya masing-masing jatuh ke tangan India, Taipei, dan Denmark.
Gelar juara Simon di Taipei ini tidak saja gelar pertamanya di kelas Grand Prix, tetapi juga merupakan gelar juara pertamanya setelah terakhir kali menjadi juara di Vietnam Satellite tiga tahun lalu. Di Taipei Terbuka tahun lalu, Simon hanya mampu mencapai semifinal.
Simon memang semakin matang dan terasah. Sejak didaulat menjadi harapan tunggal putra Indonesia di masa depan pada tahun 2004 dimana dia mulai dikirim ke banyak turnamen Grand Prix dan Super Series, Simon menunjukkan peningkatan yang berarti.
Pada tahun 2004, Simon hanya mampu sekali masuk perempat final di Thailand Terbuka dari total delapan turnamen papan atas. Pada tahun 2006, dia masuk tiga perempat final yakni di Jerman Terbuka, Kejuaraan Asia, dan Indonesia Terbuka dari total sembilan turnamen individu yang diikuti. Tahun ini, 2008, baru enam turnamen individu yang dia ikuti, tetapi dia sudah menyabet satu gelar di Taipei Terbuka, menjadi dua kali runner-up di Singapura dan Indonesia Terbuka, dan perempat finalis di Malaysia Terbuka.
Devin/Lita pun semakin matang. Catatan mereka tidak mengecewakan untuk menjadi pelapis dua ganda utama Indonesia, Nova Widianto/Lilyana Natsir dan Flandy Limpele/Vita Marissa. Sejak dipasangkan pada awal 2007, mereka langsung menyabet gelar juara di Selandia Baru Terbuka 2007 (Grand Prix). Sejak itu memang kiprah mereka kurang mencolok karena tidak pernah lagi sekalipun mereka menembus lebih dari perempat final. Tetapi di Taipei kali ini mereka mampu kembali membangun kepercayaan diri sendiri dan masyarakat terhadap mereka setelah merebut gelar juara atas lawan yang juga tidak mudah ditaklukkan, Cheng Wen Hsing/Chieh Min Fang (unggulan keempat) asal tuan rumah.
Walaupun di set pertama, Devin/Lita banyak bola mati sendiri karena kurang tenang dalam mengatur serangan, tetapi mereka mampu mengatur emosi di set kedua sehingga mampu mengatur tempo serangan dan mengendalikan permainan. Di set ketiga pun mereka sempat tertinggal karena kembali emosi sehingga tertinggal 16-19.
“Beruntung mereka kembali tenang dalam mengatur tempo, hingga dalam satu servis bisa berlangsung hingga pertandingan berakhir tanpa ada perpindahan servis lagi,” papar Aryono Miranat, manajer Tim Indonesia mengenai Devin/Lita yang menang lewat rubber set ketat, 14-21, 21-11, 21-19.
Jo Novita/Rani Mundiastuti yang gagal merebut gelar pun patut diacungi jempol. Keduanya memang sudah kenyang asam garam, tetapi inilah turnamen pertama mereka sebagai pasangan – walaupun harus kalah dari unggulan pertama tuan rumah, Cheng Wen Hsing/Chien Yu Chien.
“Senang sekali bisa masuk final,” tukas Jo ketika ditanya bagaimana perasaannya setelah lolos dari semifinal kemarin. Bersama dengan Greysia Polii, pasangan sebelumnya, mereka memang jarang lolos jauh di sebuah turnamen.
Pasangan veteran non-pelatnas, Candra Wijaya/Tony Gunawan akhirnya juga harus puas dengan gelar runner-up setelah kalah dari wakil tunggal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. Sedangkan, putri muda India, Saina Nehwal kembali membuat gebrakan dengan menundukkan Lydia Cheah dengan cukup telak, 21-8, 21-19.
Dua gelar pulang ke tangan Ibu Pertiwi dari Taipei, tetapi kita terutama PBSI dan pelatnas tidak boleh bertenang hati. Di Taipei Terbuka tahun ini, peta persaingan tidak seketat biasanya karena banyaknya atlit Tiongkok dan Korea kelas atas yang absen. Tetapi tetap saja turnamen ini bukan turnamen mudah, dan kepercayaan diri yang didapat oleh para pemenang bukanlah kepercayaan diri yang berlebihan dan sia-sia. Semoga saja atlit kita semakin bersinar ke depannya.
Pemenang Taipei Terbuka 2008
Simon Santoso (tunggal putra), Saina Nehwal (tunggal putri), Mathias Boe/Carsten Mogensen (ganda putra), Cheng Wen Hsing/Chien Yu Chien (ganda putri), dan Devin Lahardi/Lita Nurlita (ganda campuran).
Entry filed under: Turnamen. Tags: 2008, atlet, Atlit, badminton, Bulutangkis, candra wijaya, devin lahardi, indonesia, jo novita, lita nurlita, rani mundiastuti, saina nehwal, simon santoso, taipei open, taipei terbuka, taiwan open, taiwan terbuka, tony gunawan, Turnamen.
7 Komentar Add your own
Tinggalkan komentar
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. Diart | 15 September 2008 pukul 12:14 pm
K’jo n k’rani hebat
Kalian is the best dh wlw ga menang
Simon jga hbt bgt !
2. semangat1910 | 17 September 2008 pukul 10:35 pm
AKHIRNYA SIMON JUARA JUGA
SETELAH SEKIAN LAMA
HAMPA..TAK BERMAKNA…
KELUARGANYA PASTI BANGGA
APALAGI HENDRAWAN SANG PELATIHNYA
PASTI MENGANGGAPNYA HANYA KEBETULAN SEMATA
3. semangat1910 | 20 September 2008 pukul 1:11 am
AKHIRNYA SIMON JUARA JUGA
SETELAH SEKIAN LAMA
HAMPA
TAK BERMAKNA
SIMON PASTI BANGGA
APALAGI PELATIHNYA
4. dyah | 20 September 2008 pukul 2:09 pm
kak Simon Santoso and semua atlet Badminton Indonesia terus semangat yaaa!!
5. momo | 20 September 2008 pukul 3:58 pm
waha wah,,, INDONESIA makin maju saja sepertinya.
AMMMMIIIIEEEENNNNN!!!!
love you full ina
6. Lamhot Situmorang | 22 September 2008 pukul 4:20 pm
hai Simon,
apa kabar?
senang rasanya akhirnya Simon mampu menunjukkan bahwa Simon bisa juara di event intrnasional setelah meraih gelar di Taipei open. memang saya selalu mengikuti perkembangan setiap jadwal pertandingan bulutangkis, khususnya Simon. selama ini selalu gagal, tapi puji Tuhan, Simon bisa juara.
kiprahmu masih panjang Simon dan saya yakin kesempatanmu masih panjang. maju terus ya……………………………
God bless u abundantly.
Lamhot Situmorang.
(Lebak Bulus Jakarta)
7. Chika | 27 September 2008 pukul 2:25 pm
Wa…sng rsanya n lega htiq stlh mndngar Simon mnjdi juara.aq sngt salut ma simon stlh b’susah payah mlwn lwn dlm p’tndingan,akhirnya menang jga.bwad pra pblu tangkis smuanya (khusus INA) ayo tnjkan smgat klian dlm b’tanding n jga lat,supaya nama bgsa INA mnjdi hrm n dpt dmskan ke buku kjuaraan internasional.ok
Semangat!!!^_^